“Kenapa ya banyak artis di Indonesia yang mau menjadi politikus?” sebuah tanya besar dalam pikiran yang sampai sekarang masih belum saya temukan jawaban pastinya. Saya sempat berpikir jika jawabannya adalah karena faktor uang, akan tetapi setelah saya pikir-pikir kembali, menjadi seorang artis (terlebih yang papan atas) tentunya memiliki uang yang cukup. Bahkan lebih dari cukup untuk berfoya-foya tanpa batas.

Gengsi, mungkin menjadi sebuah jawaban yang bisa menjawab itu. Bayangkan ketika menjadi seorang politikus atau orang dengan jabatan tinggi, ia akan mendapatkan kehormatan yang lebih hebat dari sebelumnya. Apakah menjadi seorang artis tidak memiliki kehormatan yang tinggi? Bisa, hanya saja tidak setinggi jika menjadi pejabat. Sebagai contoh, bagaimana negara menghormati Fatin dengan Jokowi tentu berbeda bukan?

Benar atau tidaknya hipotesis saya, saya sendiri kurang tahu karena belum pernah bertanya langsung ke (mantan) artis yang kemudia menyambi politikus tersebut. Semoga suatu saat nanti saya bisa berbincang santai dengan artis tersebut sehingga bisa mengetahui jawaban jujurnya, bukan jawaban pragmatis seperti: “Karena saya peduli dengan negeri ini dan ingin membangunnya menjadi lebih baik lagi.”

Sementara, jika kita menengok jutaan kilometer dari Indonesia, artis-artis holywood sendiri memiliki “kelatahan” yang berbeda. Apabila di Indonesia artisnya hobi menjadi politikus, di barat sana para artis hobi menjadi aktivis sosial. Tentunya ada juga yang menjadi pelaku politik, tapi apakah jumlahnya banyak? Seberapa banyak artis holywood yang menjadi politikus yang bisa kita hitung? Sementara di Indonesia sendiri jumlah artis papan atas yang menjadi politikus jumlahnya sudah tidak bisa dihitung lagi.


Leonardo DiCaprio, Harrison Ford, Sia, Angelina Jolie, Brad Pitt, dan Bono U2, sejumlah nama artis papan atas holywood yang masing-masing memiliki selingan menjadi aktivis sosial. Mereka melakukannya dengan serius, bukan hanya karena mereka terkenal lalu menerima tawaran menjadi tokoh aktivis tanpa bukti yang kongkrit. Mereka rutin mengunjungi lapangan langsung dan menjadi aktivis sosial di tengah kesibukannya. Mungkin mereka tidak mendapat kehormatan setinggi pejabat ketika memilih sebagai aktivis sosial, tetapi mereka mendapat kehormatan dari setiap para penikmat karya mereka. They have a plus point from us.

Sebenarnya saya tidak ada masalah jika para artis ingin menjadi seorang politikus, dengan satu syarat utama. Kompeten. Sekarang kita lihat sendiri para artis yang telah sukses menduduki jabatan tinggi di dunia politik, bagaiamana hasil kinerja mereka selama menjabat?

Mungkin saya menulis seperti ini karena tidak merasakan bagaimana hingar-bingar dan godaan menjadi seorang artis yang dirayu untuk menjadi seorang politikus. Mungkin semua pendapat yang saya tulis di atas itu salah. Tapi, setidaknya, tulisan ini bisa mengingatkan saya suatu saat nanti, bekerja sesuai kompetensi.